Thursday, November 27

Manusia Tempat Alpa dan Dosa

Manusia dalam kata Arab disebut insan yang artinya cenderung pelupa. Wajarlah jika manusia sering lupa dan lalai terhadap apa saja yang dalam otak dan pikirannya. Namun kelupaan yang overdosis juga tidak baik. Itu mungkin kelainan yang disebabkan karena pikun, atau sudah malas mikir. Saya tidak tahu pasti kenapa.

Selain pelupa manusia juga sering disebut tempat salah dan lupa "mahallul khoto' wan nisyaan". Dengan demikian, secara sadar maupun tidak sadar, dalam satu hari manusia pasti berbuat salah. Kepada siapa saja, bahkan pada diri sendiri. Kalau sudah demikian parah kita bisa dikatakan dzolim, baik pada diri sendiri atau orang lain.

Lalu apakah dengan demikian manusia tercipta tidak sempurna? Tidak, Sang Pencipta telah menciptakan seorang manusia dengan sebaik-baiknya bentuk, "lafi ahsani taqwim". Namun kemudian manusia tersebut terpuruk dalam derajat yang paling bawah kecuali bagi mereka yang beriman dan beramal saleh, maka bagi mereka balasan kebaikan serupa bahkan lebih. Mereka itulah yang pandai mensyukuri ni'mat-Nya.

Kebiasaan untuk lupa dan lalai sebenarnya bisa dikurangi. Salah satunya adalah dengan selalu konsisten pada komitmen. Pada siapa saja. Artinya mau mendisiplinkan diri pada janji atau keputusan diri sendiri. Memang susah. Tapi kalau tidak dibiasakan memang akan terus susah.

Kuncinya adalah siap berdisiplin dan selalu pegang komitmen. Wallahu a'lam.


Saturday, November 22

Kembalikan Pada Dlomir (Hati Nurani)/Hati Kecil

Betapa berharganya sebuah bantuan bagi seorang yang memang layak menerimanya. Hal itu yang dapat saya saksikan pada acara bedah rumah yang ditayangkan oleh sebuah stasiun tv swasta Jum'at minggu lalu. Kerasnya hidup di Jakarta membuat nenek itu harus berjuang untuk hidup dengan mengais sisa nasi dari tetangga-tetangganya.Yang masih bagus dimakannya, sedangkan yang sudah basi dijemurnya. Sungguh ironi dengan kehidupan mewah sekitarnya. Karena kesabaran dan ketangguhannya, rumah nenek yang nyaris tidak berbentuk rumah, kini sudah dibedah menjadi rumah elok yang layak untuk ditinggali.

Belum lagi tentang kabar korban longsor di Cianjur. Dari 15 orang yang tertimbun butuh waktu cukup lama untuk dapat mengevakuasi korban. Di hari pertama setelah kejadian saja baru 4 jenazah ditemukan, selanjutnya 2 jenazah, dan masih terus dicari. Menurut salah satu keterangan saksi, musibah ini seiring dengan hujan yang mengguyur daerah tersebut selama kurang lebih 9 jam tanpa. Tiba-tiba malam itu, kira-kira pukul 02.00 terdengar bunyi gemuruh seperti pesawat udara yang ternyata adalah bunyi longsoran tanah dalam jumlah yang besar. Menurut keterangan Walhi, bencana tersebut disebabkan beberapa hutan yang berfungsi sebagai penyerap air sudah banyak yang gundul.

Memasuki akhir tahun 2008, sungguh terasa banyak sekali ujian yang menimpa dengan bencana-bencana sosial yang ada. Dari berbagai ancaman musibah, ekonomi dunia yang sedang guncang, konflik-konflik di daerah (setelah pilkada), kejahatan, premanisme dan lain-lain. Hanya dengan beriman, bersabar dan bertawakkal pada Yang Maha Kuasa-lah kita dapat bertahan.

Lihat, berapa kasus korban mutilasi yang tersiar dalam bulan ini. Semenjak kasus Ryan terungkap, bermunculanlah kejahatan ala kanibal ini di Indonesia. Dari kasus mayat terpotong yang ditemukan di bus Mayasari Bhakti Pulogadung, mayat yang dimasukkan dalam koper dan dibuang di sungai, dan lain sebagainya. Seakan-akan nyawa manusia sudah dijual murah. Karena tidak bisa menahan emosi bisa nekad menghilangkan nyawa orang. Ajaran agama apapun dan di manapun tidak membenarkan aksi semacam itu. Dalam Islam, menghilangkan nyawa seorang saja seperti menghilang banyak nyawa manusia. Sungguh berat akibatnya yang ditanggungnya.

Belum lagi berita yang muncul baru-baru ini tentang guru di beberapa daerah yang berbuat cabul terhadap muridnya. Bukankah guru, digugu dan ditiru atau ditaati dan diteladani?. Jika guru sudah setega itu bagaimana ia akan menjadi contoh dan teladan bagi muridnya?. Bagaimana juga perasaan sang korban yang juga adalah muridnya sendiri?. Seperti yang terjadi di daerah Tapanuli di mana seorang guru tega mencabuli muridnya di depan murid-murid lainnya. Sudah kelewatan memang...

Di dalam diri manusia ada segumpal daging. Jika ia baik maka seluruh raganya juga akan baikmanusia ada. Namun jika ia rusak maka seluruh raganya juga akan rusak. Segumpal daging itu adalah hati.

Kebahagiaan yang tampak di luar hanya semu belaka. Kebahagiaan di dalam hati jauh lebih berarti. Bagaimana bergelimang harta tapi hatinya tidak tenteram karena dikejar-kejar polisi, jaksa dan hakim. Sungguh malang nasibnya. Dulunya ketika berbuat menyimpang ia tidak mengindahkan kata "hati kecil"nya yang menolak berbuat demikian. Tapi nafsu dan keserakahan lebih kuat dari pada ketabahan hati dan nuraninya. Akhirnya terjerumus dalam lubang yang tidak diharapkannya.

Nafsu adalah musuh manusia. Ia layaknya seperti musuh yang tidak terlihat. Tiba-tiba datang saat seseorang lagi terbuai dengan kemewahan, keenakan dan rasa lupa diri lainnya. Ia bagaikan godaan yang menari-nari di depan mata yang susah untuk ditolak. Hanya yang punya nyali dan pendirian seperti Nabi Yusuf lah yang mampu menolak ketika diajak berbuat mesum dengan Siti Zulaikha. Sebab Nurani serta hati kecilnya menolak perbuatan maksiat itu.

Demikianlah renungan di bulan ultahku...Semoga menjadi sebuah pelajaran bagi saya. Bahwa perang besar adalah perang melawan hawa nafsu. Musibah yang menimpa suatu kaum menjadi hikmah bagi kaum lain (Masooibu qoumin 'inda qoumin fawaidun). Subhana laa 'ilma lanaa illa maa 'allamtanaa innaka antan Aziizul hakiim.

Kukusan
16 November 2008