Friday, December 19

PAMERAN MOTOR DI JCC




Sabtu malam, 13 Desember 2008, minggu lalu, saya diajak nonton pameran motor di Jakarta Convention Center. Katanya meriah acaranya. Segala macam merk motor ada. Apalagi pabrik-pabrik motor yang leading saat ini, Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Kanzen, dan Bajaj. Seluruh ruangan diisi display motor dari yang jadul sampai teranyar. Supaya lebih mentereng dan kelihatan mewah. Masing-masing stand ditongkrongin motor yang “naudzubilleh” harganye (kata orang Betawi). Seperti di stand Honda, ada motor yang dilabelin harga 315 juta, seharga dengan mobil Toyota Altis. Wooow….

Di Yamaha juga ada motor balapnya Rosi. Saya tidak hafal semua jenis-jenis motor balap. Selain motor-motor kelas kacang, dipajang juga MOGE (Motor Gede) buatan Yamaha. Tapi di antara semua yang dipajang, saya lebih suka sama motor yang namanya BM1 Yamaha yang ditaruh pas di pintu masuk. Bentuknya persis dengan motorku sekarang, Yamaha V-ixion, tapi lebih besar dan lebih mantab.


Dibanding sama yang lainnya di stand Yamaha, Yamaha V-ixion memang sedang jadi primadona. Maklum motor semi gede pertama yang Fuel Injection. Servisnya mudah banget. Di dealer, kemarin Senin, tinggal dicolok pake alat “diagnose tool”, terdeteksi deh seluruh mekaniknya mana yang lagi rusak atau tidak normal. Tiga hari yang lalu aku baca di suatu media massa, kalau Yamaha V-ixion mendapat penghargaan “Indonesian Motorcycle Of The Year” mengalahkan 6 finalis lainnya. Ketujuh kontestan yang terpilih yaitu bajaj Pulsar 200 DTS-i, Honda Beat, Honda Supra X125 PGM-FI, Honda Vario, Kawasaki Ninja 250 R, Suzuki Satria F150 and Yamaha V-IXION. Wuih selamat yaa…, berarti nggak salah pilih dong meskipun belum lunas…

Setiap stand pabrikan motor ditunggui sama yang namanya SPG-SPG (Sales Promotion Girl). Tujuannya jelas, selain melayani informasi seputar motor yang dijual, dengan style dan dandanan mereka diharap menarik sebanyak mungkin pengunjung untuk mampir ke standnya. Paling tidak bertanya-tanya soal motor pada saat itu bisa bagi-bagi brosur deh.


Selain stand-stand motor ada juga stand-stand untuk berbagai jenis helm, berbagai aksesoris buat motor, ban motor (Swallow), dan varian box untuk motor. Memang benar, meriah banget. Apalagi malam minggu. Banyak sekali pengunjungnya. Bahkan ada yang dari luar kota sengaja datang untuk melihat model-model motor. Beberapa orang juga ada yang pesan di tempat.


Dunia otomotif memang tidak ada matinya. Meski krisis ekonomi melanda, bisnis otomotif, khususnya motor, tetap saja demandnya tiap tahun meningkat. Lihat saja, kurang lebih ada 50 motor Kawasaki 250 cc berbodi gede, berjejer rapi di depan JCC. Mereka datang dari seluruh penjuru JABOTABEK yang khusus datang malam itu. Mereka tergabung dalam club motor bernama “Ninja Club”. Indonesia menjadi pasar yang empuk bagi produsen otomotif. Benar nggak, kira-kira begitulah…..banyak yang jual tanahnya asal bisa beli motor. Ada anak yang nekad minggat karena tidak dibelikan motor oleh orangtuanya. Gile nggak tuh….?

Ciputat, 19 Desember 2008

Friday, December 12

Citra Diknas Yang Naik Turun

Dua hari yang lalu saya mendapat undangan untuk hadir dalam acara FGD (Focus Group Discussion) yang diadakan oleh PIH (Pusat Informasi dan Humas Diknas). Pengadaan acaranya diatur oleh konsultan PIH tersebut yakni Strategi Aliansi Pendidikan. Acara dilaksanakan di Hotel Ambhara Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Acara dimaksudkan untuk menjaring masukan-masukan mengenai citra DIKNAS sampai saat ini.

Banyak sekali masukan-masukan. Kesempatan pertama disampaikan dari perwakilan Lembaga Pendidikan Ma'arif yang juga aktif di Komisi di DPR yang menangani pendidikan. Salah satu yang ia sampaikan bahwa pemerintah memang sudah banyak beriklan di media-media tapi kesemuanya hanya pendidikan formal saja. Sedangkan pendidikan non-formal tidak pernah. Sebagai penanggungjawab pendidikan di Indonesia harusnya berimbang dan adil dengan memperhatikan lembaga pendidikan swasta, baik lembaga pendidikan agama atau tidak. Menanggapi iklan Diknas yang mengangkat "sekolah gratis", beberapa sekolah swasta, khususnya dari lembaga-lembaga pendidikan keagamaan, kembali dibuat kecewa oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Karena iklan tersebut menyebut “Sekolah Gratis”, sungguh tidak tepat dan terkesan dibuat-buat. Nuansa politiknya kelihatan sekali. Lebih baik jika disampaikan “Sekolah Dibiayai Oleh Negara”. Dengan demikian anak-anak penerima biaya tersebut merasa bertanggungjawab dan mereka merasa berhutang budi pada negara. Apalagi komitmen pemerintah akan mengalokasikan dana 20 % dari APBN untuk pendidikan. Jadi, jangan sampai dengan iklan tersebut berdampak dan ditangkap tidak baik oleh masyarakat luas.

Selain itu, beberapa pesan yang disampaikan melalui media dan lainnya terkesan masih belum tepat sasaran. Penyampaian informasi dan public relation Diknas yang dinakhodai oleh Pusat Informasi dan Humas Diknas dinilai belum maksimal. Masih banyak pekerjaan rumah yang mesti dituntaskan. Karena isyu yang ditanganinya adalah isyu mendasar dan pokok yaitu isyu pendidikan. Yang oleh sebagian besar negara maju, kemajuan atau kemunduran pendidikan mereka gunakan sebagai nilai indikator kemajuan suatu bangsa. Berbagai masalah mulai dari pemerataan informasi, Data information system, pelayanan publik, sosialisasi undang-undang dan peraturan dari tingkat pusat ke daerah-daerah, dan seterusnya, adalah seabrek tugas yang harus ditangani secara serius. Ini berkaitan dengan citra Diknas yang selama ini ditengarai masih sangat jauh dari harapan.

FGD terbatas tersebut dihadiri beberapa undangan dari akar rumput baik dari praktisi pendidikan maupun sampai pada LSM Pemerhati Pendidikan. Di antaranya yang hadir saat itu; utusan dari HMI, KOHATI, KAHMI, PII, Pusat Kajian Pendidikan Paramadina, Pejabat Depkominfo, PP PGRI, Pemrov DKI, PAGON, DPR yang membidangi komisi Pendidikan, dan dari Diknas sendiri. Acara tersebut sebenarnya ingin menjaring masukan tentang tata kelola informasi pendidikan oleh Diknas. Bagaimana publik melihat Diknas, bagaimana institusi Diknas mengelola informasi, itu kurang lebih pertanyaan mendasarnya.

Pada kesempatan itu saya sempat menyampaikan lemahnya system data informasi yang dimiliki oleh Diknas. Sehingga para pelajar, mahasiswa atau akademisi agak kesulitan mencari informasi berkaitan tentang pendidikan dan regulasinya. Pada saat yang sama, pemerataan informasi di beberapa daerah juga tidak optimal. Sehingga apa saja yang sudah ditetapkan menjadi peraturan dan undang-undang, Diknas yang di daerah tidak tahu bahkan terkesan tidak mau tahu. Mereka masih berpegang pada aturan-aturan lama.

Terkait dengan pelayanan informasi mengenai Diknas, Undang-undang No. 14 2008 mengenai keterbukaan dan informasi Publik perlu dicermati dan dikaji kembali. Bagaimana sebagai lembaga pelayanan publik, harapan rakyat adalah dapat cepat dan tepat. Hubungan komunikasi dan informasi antara Dinas Pendidikan Daerah atau Wilayah harus clear dengan pusat, karena ini adalah lembaga pelayanan publik. Terkesan beberapa Kanwil Diknas tidak mau tahu terhadap keputusan dan kebijakan Pusat, atau malah sebaliknya, mereka belum mendapat informasinya.

Pada paruh akhir diskusi Pak Abbas (Mahasiswa program doctoral bidang Public Relation di Columbia Amerika) memberi konklusi menarik. bahwa, pokok persoalannya adalah bagaimana Diknas ini mengorganizing dan memanaging sebuah sistim informasi dengan baik. Bila sudah mampu melakukannya akan tercipta suatu image building yang bagus buat Diknas. Sedangkan mengenai level kepentingan politik yang terkait dengan institusi ini, sejak dulu yang namanya lembaga pelayanan public tidak bisa terlepas dari isu politik dan ekonomi. Tinggal bagaimana dapat mengorganisir dan memenejnya dengan baik untuk kemaslahan yang lebih luas bukan kepentingan suatu kelompok. Atas dasar itu, perlu membutuhkan langkah-langkah yang lebih strategis; pertama, apa yang perlu dilakukan saat ini adalah re-engaging (menyatukan kembali) dari berbagai macam kebijakan system yang berlaku perlu dipadukan kembali dan disusun dengan baik berikut dengan masukan-masukan dari pihak luar. Kedua, perlunya menumbuhkan organisasi dan manajemen yang sehat mengenai siapa dan apa yang dipublikasikan. Karena mempublikasikan sesuatu tidak bisa lepas dari behavior dari yang dipublikasikan. Oleh karena itu, keadaan dan kondisi Kantor Diknas mengomunikasikan image-nya, hal ini serupa dengan istilah yang disebut dengan Corporate Culture. Ketiga, perlunya kembali mengkaji setiap pesan yang akan disampaikan ke publik. Pesan tersebut tidak bisa dilepas begitu saja, tapi perlu dinegosiasikan kembali makna dari pesan itu. Karena di masyarakat akan banyak penafsiran-penafsiran atas pesan tersebut. Yang kemudian berkontestasi dan menimbulkan banyak respon yang kurang baik.

Bagaimana Diknas ini mampu berperan besar dalam mendidik dan mencerdaskan bangsa, menjadi pekerjaan rumah kita bersama. Kita juga mengapresiasi usaha-usaha yang telah dilakukan oleh Diknas. Dengan kesediannya untuk mendengar masukan-masukan dari akar rumput itu sudah menunjukkan suatu i’tikad baik. Oleh karena itu kita harus optimis, kita adalah bangsa yang besar, kita adalah bangsa yang bermartabat di hadapan bangsa-bangsa lainnya.

Ciputat 10 Desember 2008

Pengajian Dengan Perangkat Canggih

Dakwah, yang artinya ajakan atau seruan, bisa dilakukan dengan berbagai cara. Ada yang metode ceramah langsung di muka umum, ada juga yang dakwah melalui media. Tergantung pada kesempatan pendakwah dan siapa yang didakwahinya.

Di zaman modern seperti sekarang ini, banyak sekali kemudahan-kemudahan yang kita temukan di sekitar kita. Salah satunya adalah Handphone. Suatu alat komunikasi yang bisa kita bawa kemana-mana setiap saat untuk komunikasi jarak jauh, menembus batas ruang dan waktu. Bahkan karena fungsinya yang vital, orang tidak mudah lepas dari alat komunikasi canggih yang harganya bisa terjangkau.

Hal-hal modern dan canggih seperti ini juga tak luput dijadikan sarana dakwah. Dulu, untuk adzan saja, orang harus meneriakkannya di atas menara dengan suara yang lantang. Saat ini, muadzin cukup berada di ruangan memakai microphone tanpa harus mengerahkan seluruh tenaga suara. Dengan demikian, microphone telah menjadi sarana dakwah yang efektif dan efisien. Ia bukanlah bid'ah, seperti yang dinilai oleh sebagian orang Muslim.

Untuk urusan dakwah, beberapa lembaga dan pusat dakwah juga telah memakai perangkat-perangkat modern dalam berdakwah. Tujuannya agar dakwah bisa diterima dan dicerna secara efektif dan efisien, tidak lagi monoton dan membosankan. Seperti yang telah dilakukan oleh Masjid Sunda Kelapa, dalam berbagai kegiatan pengajian di Masjid, pengurus Masjid telah menyiapkan perangkat projector LCD untuk menampilkan presentasi pendakwah. Selain itu juga dilengkapi dengan kamera shooting yang gambarnya ditembakkan pada dua layar besar yang dipasang di kanan kiri tempat imam. Dengan demikian para jama'ah dari jauh dapat melihat jelas siapa yang memberi pengajian dan materi-materi apa saja yang disampaikan.

Fenomena pengajian menggunakan perangkat LCD dan kamera shooting seperti ini tentu jarang ditemukan di daerah-daerah apalagi perkampungan. Kalau di Masjid Sunda Kelapa Menteng, tentu sudah kita maklumi bahwa jama'ah di sana mayoritas penduduk Menteng yang berekonomi menengah ke atas. Namun kemudahan-kemudahan tersebut hendaknyalah tidak meninggalkan esensi dari dakwah itu sendiri. Karena terlalu mengandalkan alat tersebut sehingga pendakwah merasa tidak perlu menguasai betul materinya. Pola pikir seperti ini yang perlu dirubah. Hendaknya kita kembalikan pada fungsi dan tujuan dari penggunaan alat tersebut dalam berdakwah. Yaitu untuk memudahkan pesan yang disampaikan agar mudah diterima oleh pendengarnya. Sehingga amar ma'ruf nahi mungkar dan tawasauw bilhaq wa sabrnya tepat sasaran dan ada atsar (bekas). Wallahua'lam bisshowwab

Ciputat 12 Desember 2008

Tuesday, December 9

Spirit Berkurban; Kekuatan yang Menyatukan

Allahu Akbar 3x Walillahi-l-hamd

Sejak matahari terbenam pada sore 9 Dzulhijjah, umat Islam seantero dunia dengan riang gembira mengekspresikan rasa syukur atas datangnya Idul Adha dengan menampakkan muka-muka berseri, mandi, memakai baju terindah, dan yang terutama dengan menggemakan takbir, tahlil dan tahmid. Sebuah pengakuan atas ke-Mahabesaran, ke-Mahakuasaan, ke-Mahasucian, ke-Mahahebatan, ke-Maha tak terhinggakan. Sang Khaliq, Allah Robba-l-'Alamin, sekaligus merupakan sebuah kesadaran betapa kecil, lemah, bodoh, tidak berdaya dan hinanya kita di hadapan Allah SWT.

Nun jauh di sana, di atas tanah suci Padang Arofah dan di atas bumi Mina, jutaan kaum Muslimin, dari berbagai suku dan bangsa di dunia berkumpul, bersatu padu, satu ide, satu persepsi, bersama-sama mengumandangkan kalimah talbiah (labbaikallahumma labbaik, dst), sebagai klimaks dari penunaian ibadah haji rukun Islam kelima.

Sungguh, momentum Idul Adha dengan kewajiban berhaji bagi yang mampu dan disunnahkan berkurban dengan menyembelih hewan adalah pemandangan yang indah yang tiadataranya. Terwujud dalam sebuah kebersamaan, persatuan dan persaudaraan. Kepada kaum Muslimin diserukan untuk bergembira ria, melepas ketegangan dan mencairkan kebekuan, puasa hari ini dan 3 hari berikutnya diharamkan, ibu-ibu dan perempuan-perempuan dewasa yang datang bulan sekalipun dianjurkan ikut beramai-ramai dengan teman-temannya yang suci mendatangi tanah lapang tempat salat 'Ied dilaksanakan; anak-anak kecil juga dianjurkan turut menghiasi hari ini dengan hiasan yang terindah dan paling mengesankan yaitu takbir, tahlil dan tahmid.

Allahu akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahi-l-hamd

Perintah Untuk Berkurban

Peristiwa Nabiyullah wa kholiiluhu Ibrahim AS dengan Nabiyullah Ismail AS yang termuat dalam Kitab Suci ribuan tahun yang lalu rasanya baru kemarin terjadi. Lebih-lebih bagi yang secara sadar aktif mengaktualisasikan diri dengan ajaran syari'at beliau itu. Ajaran untuk berkumpul dalam persaudaraan dan kebersamaan melalui haji yang disyari'atkan bagi yang mampu dan ibadah alat 'Ied di Masjid-masjid atau lapangan-lapangan. Kegiatan ini bersifat tahunan, berskala Internasional dan regional yang kemudian bisa dikontekstualisasikan dalam skala yang lebih kecil yakni dalam keluarga, lingkungan dan daerah, dengan kumpul untuk makan bersama, untuk salat berjama'ah, untuk salat Jum'at dan kumpul gotong royong untuk membangun desa.

Secara historis, sebagaimana yang disebut dalam Ayat Al Qur’an, bahwa Ibadah Kurban adalah pelajaran (ibrah) dari apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْي قَالَ يبُنـَيَّ إِنِّى أَرَى ِفي الْمَنَامِ أَنِّى أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى، قَالَ يَـأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِى إِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الصَّابِرِيْنَ

‘’Maka, tatkala anak itu (Ismail) sampai (pada umur untuk sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, dia berkata: ‘Hai anakku sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu, apa pendapat kamu? (Ismail menjawab): ‘Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, niscaya engkau akan mendapatiku jika Allah menghendaki termasuk orang-orang yang sabar.’’

Ayat tersebut jangan ditafsirkan bahwa Islam mengajarkan Barbarianisme dan sikap-sikap tidak manusiawi lainnya. Islam diturunkan bukan untuk mengajarkan pertumpahan darah dan menyebarkan kebengisan, tapi justru untuk menjadi agama kasih, agama ketentraman, agama kemanusiaan. Dari ajaran Rasulullah SAW, ternyata perintah yang sangat memberatkan itu hanyalah ujian Allah SWT untuk mengukur tingkat ketakwaan mereka kepada Allah SWT. Lewat peristiwa heroik kedua hamba-Nya itu, Allah ingin menegaskan kepada seluruh makhluk-Nya bahwa Dialah memang satu-satunya Tuhan yang Mahahebat, Mahaagung, dan karena itu layak disembah dan dipatuhi.

Di lain pihak, pada sejumlah masyarakat Muslim perintah untuk berkurban ada yang diselewengkan. Mereka beralasan sebagaimana argumen kaum Jahiliyah yang mengurbankan seekor hewan yang dipersembahkan pada suatu yang mitos sifatnya. Harapan mereka, dengan persembahan tersebut tujuan mereka terkabul. Bahkan, sebelum Islam datang ke Mesir, para penduduk mempersembahkan seorang gadis paling cantik yang diceburkan ke dalam sungai Nil. Praktik-praktik syirik semacam itu sudah seharusnya diakhiri. Kita berkurban semata-mata mengharapkan ridlo Allah demi meraih cinta dan rasa takwa.

Esensi Berkurban

Oleh sebab itu, ekspresi syukur dan gembira dalam merayakan 'Idul Adha ini janganlah dinodai dengan perilaku kekufuran, dengan pesta minuman keras, pesta judi, sabung ayam, menyelenggarakan dan menghadiri pertunjukan maksiat; menyimpan rasa dendam dan dengki terhadap sesama, lebih-lebih terhadap orang tua, guru, ustadz, tokoh masyarakat, dan orang-orang terpuji karena kesalehannya, Na'udzubillah.

Syukur dan gembira hari ini bukan tanpa alasan, bagaimana tidak bersyukur dan bergembira, karena rangkaian kewajiban dan sunnah dalam Dzulhijjah ini mengandung hikmah, makna, nilai, ajaran moral, dan pendidikan bagi setiap manusia dalam menjalani kehidupan berkeluarga, berbangsa, dan bernegara. Di luar, jika terjadi tawuran antar pelajar, pasti yang disalahkan adalah lembaga sekolahnya. Padahal peristiwa itu terjadi jauh di luar sekolah. Dengan semangat 'Ied ini, mari kita mulai dari pendidikan di rumah. Kita tebarkan rasa kasih sayang, cinta, toleran, dan saling pengertian satu sama lain. Jika suatu keluarga berhasil tentu berdampak pada masyarakat yang lebih luas.

Mari kita ambil pelajaran dari perintah Allah SWT pada Nabi Ibrahim. Dalam mimpinya beliau mendapat perintah dari Yang Maha Kuasa untuk menyembelih darah dagingnya sendiri, Ismail AS. Padahal anaknya ini sudah dinanti-nanti ratusan tahun. Ketika doa sudah terkabul, saat itu pula Allah meminta supaya anaknya tersebut disembelih (dikurbankan). Tentu sangatlah berat perintah tersebut di tangan seorang hamba manusia. Namun justru suatu sikap kematangan iman yang diperlihatkan oleh kedua Nabi tersebut. Mereka adalah hamba Allah yang diciptakan oleh Allah sama halnya juga makhluk-makhluk semua ciptaan Allah. Jelaslah di sini Allah tentu ingin menegaskan bahwa Dialah satu-satunya Dzat yang patut disembah. Hanya Dialah Yang Maha Kuasa dan Sang Pencipta. Semua berasal dan diciptakan olehNya dan akan kembali pada-Nya. Anak, harta, tahta, suami/istri, dan aneka kenikmatan lainnya yang kita cintai semua hakikatnya bukanlah milik kita. Kita hanya mendapatkan titipan dari Allah, sudah amanahkan kita terhadap tanggungjawab titipan tersebut?

Kedua, Ibrahim AS adalah juga manusia. Bisa saja saat itu ia menolak perintah Allah karena perintah tersebut terhitung berat. Namun kecintaannya pada Allah SWT lebih besar dari segalanya demikian pula Ismail AS. Lalu kemudian Allah SWT memberi hadiah pada mereka dengan seekor sembelihan yang agung "dzibhin adzhim", berupa seekor domba (kambing) yang gemuk. Subhanallah.

Menarik jika kemudian dikaitkan dengan suatu ayat yang terjemahannya kurang lebih seperti ini: "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya" (Surat Al-Imran 92). Bukankah Nabi Ismail AS. adalah asset yang paling dicintai oleh Ibrahim AS.? Sudah ratusan tahun baru Allah kabulkan doa untuk dikaruniai anak. Oleh karena itu beliau mendapatkan tempat mulai di sisi Allah SWT. Kecuali jika beliau saat itu tidak mematuhi perintah Allah, niscaya tidak akan meraih kebajikan yang sempurna sebagaimana kutipan ayat tadi yang asal katanya dari "Al-Birr".

Sayangnya apa saja yang kita lakukan dalam ibadah, kita masih terjebak demi memenuhi tuntutan dan kewajiban semata. Belum pada tingkat kesadaran dan kebutuhan. Di mana jika sampai pada tingkat itu, seseorang akan merasa kurang, hampa, dan tentu merasa berdosa jika meninggalkannya. Sehingga spirit atau ruh dari ibadah tersebut kurang dapat ditangkap olehnya. Pengaruh dari ibadahnya pun terasa tidak maksimal dalam kehidupan sehari-harinya. Contohnya tentu dapat kita ketahui bersama; ada pejabat salat tapi berani korupsi, guru yang sejatinya jadi panutan malah mengajari kejelekan, dan masih banyak lagi. Namun tidaklah akan selesai jika kita hanya bisa terus menyalahkan orang lain tanpa mampu melihat dan mengoreksi diri kita sendiri. Dari mana kita mulai perubahan. Kita berangkat dari kita sendiri.

Menuai Benih Kebersamaan

Jika suatu ibadah dilakukan dengan jiwa, dampaknya akan optimal. Begitu juga dalam berkurban. Dengan spirit berkurban kita optimis menghadapi krisis yang sedang berjalan ini. Ruh berkurban ada pada rasa ingin berbagi, tolong menolong dan berempati pada sesama yang lebih membutuhkan. Spirit yang terhujam itu layaknya nyawa pada suatu tubuh, jika nyawa melayang tubuh pun akan jadi patung yang tak bernyawa. Tak bisa apa-apa dan tidak ada daya upaya.

Memang dalam syariat, Ibadah kurban tidak termasuk rukun Islam. Ibadah serupa berbentuk pemberian dalam rukun Islam yang tersebut hanya zakat. Maknanya, ibadah ini adalah dianjurkan dan tidak diwajibkan. Ada dua pesan sebetulnya yang mungkin bisa sama-sama kita tangkap. Pesan pertama, yakni ibadah ini adalah hubungan vertikal sang pengkurban dengan Sang Maha Pencipta yang berorientasi pada takwa. Salah satu hadist Rasulullah SAW menyebutkan yang kurang lebih berbunyi "Allah tidak mengharapkan daging dan darah kurbanmu tapi yang diharapkan adalah rasa takwamu". Pesan kedua, lebih pada hubungan secara horizontal sesama manusia yang berorientasi pada aspek sosial. Dengan berkurban kita bisa berbagi dengan sesama yang lebih membutuhkan. Bisa menolong orang lain dengan memberi rejeki kurban yang kita sembelih. Bisa berempati pada yang miskin dan yang membutuhkan. Dari dua pesan tersebut semoga kita lebih bisa menangkap ruh dari ibadah kurban yakni semangat untuk berbagai, menolong sesama dan berempati pada yang membutuhkan secara ikhlas, lillahi ta'ala.

Setelah kita sama mengetahui bahwa Ibadah berkurban sarat dengan aspek sosialnya. Maka, spirit berkurban itu perlu dipupuk dan terus menerus dipraktikan sehingga menjadi suatu pola pikir dan cara pandang Muslim yang humanis. Jika sudah terpatri pola pikir demikian, seorang pejabat tidak akan berbuat dzolim pada bawahannya. Demikian juga pengusaha. Ia tidak akan bertindak gaya kapitalis yang menghisab harta rakyat kecil dan menari-nari di atas penderitaan orang lain. Juga berbagai macam profesi-profesi baik birokrat sampai ningrat sekalipun.

Janganlah kita kotori spirit berkurban dengan ingin dilihat, ingin dikenal dan ingin dipilih dalam pemilu nanti. Perasaan-perasaan seperti itulah yang semakin membuat orang miskin tetap saja miskin. Pola pikir orang seperti itu belum berubah yang akhirnya menyebabkan orang kaya tetap kaya dan miskin tetap miskin. Oleh karena itu, perlu suatu tindakan nyata yang manfaatnya bisa berkesinambungan, tidak hanya sesaat saja. Tidaklah cukup hanya memberi ikannya, tapi yang lebih penting adalah memberi kailnya. Semangat kebersamaan antara yang mampu dan tidak mampu seperti inilah perlu diikuti oleh hamba-hamba Allah yang diberi kelebihan rejeki. Jika pola pikir dan cara pandang memberi, bersedekah dan hal lain yang bersifat memberi didasari dengan spirit berkurban. InsyaAllah, rakyat Indonesia ini akan makmur. Tidak takut sama krisis global yang menghantam saat ini.

Terakhir, bangsa Indonesia sebentar lagi akan memilih wakil-wakil rakyat terbaiknya untuk membawa negara ini ke depan menjadi yang lebih baik, keluar dari krisis multi dimensional akibat globalisasi yang ditunggangi misi setan kapitalisme dan kolonialisme. Kalau dalam berkurban ada empat macam hewan yang tidak memberi pahala untuk dikurbankan yaitu; hewan yang cacat mata, hewan yang sakit, hewan yang pincang, dan hewan yang sangat kurus. Hendaknyalah kita pandai-pandai untuk melihat dan menimbang-nimbang calon yang akan kita pilih seperti kita menimbang-nimbang untuk memilih hewan yang paling bagus untuk dikurbankan. Karena dengan itu akan mendatangkan manfaat dan kebaikan kita bersama menuju Baldatun Toyyibatun Wa Rabbun Ghofur. Wallahu a'lam

Ciputat 5 Desember 2008

Friday, December 5

Spirit Berkurban Untuk Menghadapi Krisis

Kemarin saya menyertai kawan mau syuting di TVRI. Acaranya semacam talkshow bernama "Dialog Aktual" tanpa audiens berdurasi 1 jam untuk tayang hari Senin depan tepat hari raya Iedul Adha. Tema yang diangkat tentunya berkaitan dengan I'edu Kurban atau 'Iedul Adha. Sebagai moderatornya adalah produsernya sendiri, Mas Sifak Masyhudi. Beliau sering juga menjadi produser di acara-acara dialog lainnya. Sedangkan Narasumber ada 3 orang; Drs. Ansori, MPd., Prof. Dr. (lupa namanya) dari IPB, dan H. Humaedi Hasan dari Tokoh masyarakat Banten.

Saya tertarik dengan tema yang diangkat yakni "Spirit Berkurban Dalam Menghadapi Krisis Global". Spirit layaknya adalah jiwa atau ruh. Jika dikatakan spirit berkurban, berarti dalam berkurban tentu ada ruh dan jiwanya. Saya pikir-pikir apa yang menjadi ruh berkurban.

Flash back pada masa Nabi Ibrahim ketika beliau bermimpi mendapat perintah dari Yang Maha Kuasa untuk menyembelih darah dagingnya sendiri, Ismail AS. Padahal anaknya ini sudah dinanti-nanti ratusan tahun yang akhirnya Allah karuniakan. Namun ketika sudah lahir, Allah juga yang meminta supaya anaknya tersebut dikurbankan. Tentulah tidak sembarangan perintah tersebut.

Saya coba uraikan pendapat saya. Bukankah kita ini adalah hamba Allah yang diciptakan oleh Allah sama halnya juga makhluk-makhluk semua ciptaan Allah. Dengan demikian jelaslah maksud perintah tersebut bahwa Allah ingin menegaskan bahwa Dialah satu-satunya Dzat yang patut disembah. Hanya Dialah Yang Maha Kuasa dan Sang Pencipta. Semua berasal dan diciptakan olehNya dan akan kembali pada-Nya. Anak, harta, tahta, suami/istri, dan aneka kenikmatan lainnya yang kita cintai semua hakikatnya bukanlah milik kita. Kita hanya mendapatkan titipan dari Allah, sudah amanahkan kita terhadap tanggungjawab titipan tersebut?

Kedua, Ibrahim AS adalah juga manusia. Bisa saja saat itu ia menolak perintah Allah karena perintah tersebut terhitung berat. Namun kecintaannya pada Allah SWT lebih besar dari segalanya demikian pula Ismail AS. "Wahai Bapakku, niscaya engkau akan mendapatiku, dengan izin Allah, bersama orang-orang yang sabar". Kedua Nabi yang agung tersebut telah memberi pelajaran takwa nan indah. Allah SWT telah menguji ketakwaan keduanya dan berhasil. Akhirnya Allah ganti Ismail dengan "dzibhin adzhim", sembelihan yang agung, seekor domba yang gemuk. Subhanallah.

Lalu saya teringat suatu ayat yang terjemahannya kurang lebih seperti ini: "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya". Kalau tidak salah di Surat Al-Imran 92. Bukankah Nabi Ismail AS asset yang paling dicintainya? Sudah ratusan tahun baru Allah kabulkan doanya permohonan anak. Namun jika beliau tidak mematuhi perintah Allah, ia tidak akan meraih kebajikan yang sempurna yang dalam ayat tersebut disebut dengan "Al-Birr".

Sayangnya dalam ibadah kita masih terjebak dalam tuntutan dan pemenuhan kewajiban saja. Belum pada tingkat kesadaran dan rasa membutuhkan. Di mana sampai pada tingkat itu, seseorang akan merasa kurang, hampa, dan tentu merasa berdosa jika tidak melakukannya. Sehingga spirit atau ruh dari ibadah tersebut kurang dapat ditangkap olehnya. Pengaruh dari ibadahnya pun terasa tidak maksimal. Contohnya dapat kita ketahui bersama masih banyak bertebaran di mana-mana. Bahkan bisa jadi kita sendiri.

Menurut syariat, Ibadah kurban tidak termasuk rukun Islam. Ibadah serupa berbentuk pemberian dalam rukun Islam yang tersebut hanya zakat. Maknanya, ibadah ini adalah dianjurkan dan tidak diwajibkan. Ada dua pesan sebetulnya yang mungkin dapat ditambah. Pesan pertama, yakni hubungan secara vertikal dengan Sang Maha Pencipta yang berorientasi pada takwa. Salah satu hadist Rasulullah SAW menyebutkan yang kurang lebih berbunyi "Allah tidak mengharapkan daging dan darah kurbanmu tapi yang diharapkan adalah rasa takwamu". Pesan kedua, lebih pada hubungan secara horizontal sesama manusia yakni orientasi pada aspek sosial. Dengan berkurban kita bisa berbagi dengan sesama yang lebih membutuhkan. Bisa menolong orang lain dengan memberi rejeki kurban yang kita sembelih. Bisa berempati pada yang miskin dan yang membutuhkan. Dari dua pesan tersebut semoga kita bisa menangkap ruh dari ibadah kurban yakni semangat untuk berbagai, menolong sesama dan berempati pada yang membutuhkan secara ikhlas, lillahi ta'ala.

Saya lihat pada ibadah berkurban aspek sosialnya sangat tinggi. Spirit berkurban ini yang perlu dipupuk dan terus menerus dipraktikan sehingga menjadi suatu pola pikir dan cara pandang Muslim yang humanis. Jika sudah terpatri pola pikir demikian, seorang pejabat tidak akan berbuat dzolim pada bawahannya. Demikian juga pengusaha. Ia tidak akan bertindak gaya kapitalis yang menghisab harta rakyat kecil dan menari-nari di atas penderitaan orang lain. Juga profesi-profesi ningrat lainnya.

So, be inspired. Janganlah kita kotori spirit berkurban dengan ingin dilihat, ingin dikenal dan ingin dipilih dalam pemilu nanti. Perasaan-perasaan seperti itulah yang semakin membuat orang miskin tetap saja miskin. Pola pikirnya belum berubah yang kaya tetap kaya yang miskin tetap miskin. Perlu suatu tindakan nyata yang manfaatnya bisa berkesinambungan, tidak hanya sesaat saja. Sesudah kita memberi sesuatu lalu habis, sudah stop sampai disitu. Semangat kebersamaan seperti inilah perlu diamini oleh hamba-hamba Allah yang diberi kelebihan rejeki. Jika pola pikir dan cara pandang memberi, bersedekah dan hal lain yang bersifat memberi didasari dengan spirit berkurban. InsyaAllah, rakyat Indonesia ini akan makmur. Tidak takut sama krisis global yang menghantam saat ini.

Wallahu a'lam

Ciputat, 5 Desember 2008

Thursday, November 27

Manusia Tempat Alpa dan Dosa

Manusia dalam kata Arab disebut insan yang artinya cenderung pelupa. Wajarlah jika manusia sering lupa dan lalai terhadap apa saja yang dalam otak dan pikirannya. Namun kelupaan yang overdosis juga tidak baik. Itu mungkin kelainan yang disebabkan karena pikun, atau sudah malas mikir. Saya tidak tahu pasti kenapa.

Selain pelupa manusia juga sering disebut tempat salah dan lupa "mahallul khoto' wan nisyaan". Dengan demikian, secara sadar maupun tidak sadar, dalam satu hari manusia pasti berbuat salah. Kepada siapa saja, bahkan pada diri sendiri. Kalau sudah demikian parah kita bisa dikatakan dzolim, baik pada diri sendiri atau orang lain.

Lalu apakah dengan demikian manusia tercipta tidak sempurna? Tidak, Sang Pencipta telah menciptakan seorang manusia dengan sebaik-baiknya bentuk, "lafi ahsani taqwim". Namun kemudian manusia tersebut terpuruk dalam derajat yang paling bawah kecuali bagi mereka yang beriman dan beramal saleh, maka bagi mereka balasan kebaikan serupa bahkan lebih. Mereka itulah yang pandai mensyukuri ni'mat-Nya.

Kebiasaan untuk lupa dan lalai sebenarnya bisa dikurangi. Salah satunya adalah dengan selalu konsisten pada komitmen. Pada siapa saja. Artinya mau mendisiplinkan diri pada janji atau keputusan diri sendiri. Memang susah. Tapi kalau tidak dibiasakan memang akan terus susah.

Kuncinya adalah siap berdisiplin dan selalu pegang komitmen. Wallahu a'lam.


Saturday, November 22

Kembalikan Pada Dlomir (Hati Nurani)/Hati Kecil

Betapa berharganya sebuah bantuan bagi seorang yang memang layak menerimanya. Hal itu yang dapat saya saksikan pada acara bedah rumah yang ditayangkan oleh sebuah stasiun tv swasta Jum'at minggu lalu. Kerasnya hidup di Jakarta membuat nenek itu harus berjuang untuk hidup dengan mengais sisa nasi dari tetangga-tetangganya.Yang masih bagus dimakannya, sedangkan yang sudah basi dijemurnya. Sungguh ironi dengan kehidupan mewah sekitarnya. Karena kesabaran dan ketangguhannya, rumah nenek yang nyaris tidak berbentuk rumah, kini sudah dibedah menjadi rumah elok yang layak untuk ditinggali.

Belum lagi tentang kabar korban longsor di Cianjur. Dari 15 orang yang tertimbun butuh waktu cukup lama untuk dapat mengevakuasi korban. Di hari pertama setelah kejadian saja baru 4 jenazah ditemukan, selanjutnya 2 jenazah, dan masih terus dicari. Menurut salah satu keterangan saksi, musibah ini seiring dengan hujan yang mengguyur daerah tersebut selama kurang lebih 9 jam tanpa. Tiba-tiba malam itu, kira-kira pukul 02.00 terdengar bunyi gemuruh seperti pesawat udara yang ternyata adalah bunyi longsoran tanah dalam jumlah yang besar. Menurut keterangan Walhi, bencana tersebut disebabkan beberapa hutan yang berfungsi sebagai penyerap air sudah banyak yang gundul.

Memasuki akhir tahun 2008, sungguh terasa banyak sekali ujian yang menimpa dengan bencana-bencana sosial yang ada. Dari berbagai ancaman musibah, ekonomi dunia yang sedang guncang, konflik-konflik di daerah (setelah pilkada), kejahatan, premanisme dan lain-lain. Hanya dengan beriman, bersabar dan bertawakkal pada Yang Maha Kuasa-lah kita dapat bertahan.

Lihat, berapa kasus korban mutilasi yang tersiar dalam bulan ini. Semenjak kasus Ryan terungkap, bermunculanlah kejahatan ala kanibal ini di Indonesia. Dari kasus mayat terpotong yang ditemukan di bus Mayasari Bhakti Pulogadung, mayat yang dimasukkan dalam koper dan dibuang di sungai, dan lain sebagainya. Seakan-akan nyawa manusia sudah dijual murah. Karena tidak bisa menahan emosi bisa nekad menghilangkan nyawa orang. Ajaran agama apapun dan di manapun tidak membenarkan aksi semacam itu. Dalam Islam, menghilangkan nyawa seorang saja seperti menghilang banyak nyawa manusia. Sungguh berat akibatnya yang ditanggungnya.

Belum lagi berita yang muncul baru-baru ini tentang guru di beberapa daerah yang berbuat cabul terhadap muridnya. Bukankah guru, digugu dan ditiru atau ditaati dan diteladani?. Jika guru sudah setega itu bagaimana ia akan menjadi contoh dan teladan bagi muridnya?. Bagaimana juga perasaan sang korban yang juga adalah muridnya sendiri?. Seperti yang terjadi di daerah Tapanuli di mana seorang guru tega mencabuli muridnya di depan murid-murid lainnya. Sudah kelewatan memang...

Di dalam diri manusia ada segumpal daging. Jika ia baik maka seluruh raganya juga akan baikmanusia ada. Namun jika ia rusak maka seluruh raganya juga akan rusak. Segumpal daging itu adalah hati.

Kebahagiaan yang tampak di luar hanya semu belaka. Kebahagiaan di dalam hati jauh lebih berarti. Bagaimana bergelimang harta tapi hatinya tidak tenteram karena dikejar-kejar polisi, jaksa dan hakim. Sungguh malang nasibnya. Dulunya ketika berbuat menyimpang ia tidak mengindahkan kata "hati kecil"nya yang menolak berbuat demikian. Tapi nafsu dan keserakahan lebih kuat dari pada ketabahan hati dan nuraninya. Akhirnya terjerumus dalam lubang yang tidak diharapkannya.

Nafsu adalah musuh manusia. Ia layaknya seperti musuh yang tidak terlihat. Tiba-tiba datang saat seseorang lagi terbuai dengan kemewahan, keenakan dan rasa lupa diri lainnya. Ia bagaikan godaan yang menari-nari di depan mata yang susah untuk ditolak. Hanya yang punya nyali dan pendirian seperti Nabi Yusuf lah yang mampu menolak ketika diajak berbuat mesum dengan Siti Zulaikha. Sebab Nurani serta hati kecilnya menolak perbuatan maksiat itu.

Demikianlah renungan di bulan ultahku...Semoga menjadi sebuah pelajaran bagi saya. Bahwa perang besar adalah perang melawan hawa nafsu. Musibah yang menimpa suatu kaum menjadi hikmah bagi kaum lain (Masooibu qoumin 'inda qoumin fawaidun). Subhana laa 'ilma lanaa illa maa 'allamtanaa innaka antan Aziizul hakiim.

Kukusan
16 November 2008

Saturday, September 20

Tragedi Kemanusian Kembali Terjadi

Berita miris itu terus menerus diulang di layar kaca. Seakan-akan ingin menegaskan bahwa negara kita ini masih patut untuk dikasihani. Betapa tidak, tragedi kemiskinan itu kembali terulang. Kalau berita-berita kemiskinan sebelumnya banyak yang menampilkan kematian karena gizi buruk atau terlantar karena tidak sanggup membayar biaya rumah sakit. Baru-baru ini, peristiwa yang terjadi justru berbeda, ingin menyelamatkan orang miskin tapi malah bikin menderita.

Dapat dibayangkan, hanya demi uang 30 ribu rupiah 6000-an orang yang mayoritas sudah tua renta rela berdesakan dan akhirnya beberapa orang tewas karena habis nafas dan terinjak-injak. Padahal pembagi uang saat itu niatnya baik yaitu ingin mengeluarkan zakat dan berbagi sedekah. Tapi terkadang niat yang baik tanpa disertai perhitungan dan kewaspadaan hasilnya akan berbalik 100 %. Bayangan pahala yang sudah di depan mata seakan kemudian sirna, saat diketahui ada 21 nyawa melayang tanpa ampun dan puluhan lainnya luka harus dirawat di rumah sakit. Astaghfirullah

Peristiwa itu terjadi Senin siang, 15/09/2008, di Pasuruan, sebuah kota dekat ujung timur pulau Jawa. Seorang pengusaha kaya yang bernama H. Syaikhon, ingin membagikan zakatnya pada warga fakir miskin secara langsung, karena kurang yakin kalau dititipkan lewat lembaga zakat dapat sampai ke mustahiknya. Sudah menjadi kebiasaan, tiap tanggal 15 ramadhan ribuan warga berkumpul di dekat rumah orang kaya tersebut. Acara baru akan dimulai pada pukul 10.00, tapi mereka sudah memenuhi tempat sejak pukul 06.00 pagi. Jadi, orang fakir miskin yang menjemput bola. Tidak sebagaimana lazimnya dalam zakat fitrah yang dibagikan oleh amilnya dengan mendatangi orang-orang yang berhak menerimanya langsung. Para pengantri zakat, seperti yang terlihat di berita, kebanyakan adalah wanita-wanita tua renta dan pikun yang entah anak-anak mereka di mana.

Sebuah ironi di mana di saat yang sama Jawa Timur sedang menyelenggarakan pilkada dengan dana milyaran, di sisi lain masih banyak warga yang kekurangan mengharapkan uluran tangan. Momentum puasa untuk menghaluskan jiwa dan ikhlas “berbagi” nampaknya belum menghujam sasarannya. Masih saja kita saksikan para calon pemimpinnya buang-buang duit milyaran untuk berkampanye lewat televisi. Bukankah dengan dana tersebut akan lebih bermanfaat dan berguna jika disedekahkan kepada fakir miskin. Tentunya dengan cara yang patut tidak harus berdarah-darah bahkan sampai rela mempertaruhkan nyawa hanya demi 30 ribu rupiah.

Dengan kejadian tersebut sontak menjadi perhatian bagi seluruh warga Indonesia. Betapa berharganya uang senilai 30 ribu. Demi uang tersebut kaum fakir miskin rela berdesak-desakan, berhimpit-himpitan, berpanas-panasan, bahkan sampai terinjak-terinjak dan meregang nyawa di tempat. Kalau sudah terjadi demikian, siapa yang salah? siapa yang harus bertanggungjawab? siapakah yang akan mau menanggung biaya rumah sakit bagi mereka yang terluka parah? Wallahu a'lam.

Saat menonton berita tersebut, tak putus-putusnya saya menyebut kalimat istighfar, astaghfirullah. Ya Allah, kenapa ini bisa terjadi. Suatu kecerobohan yang harus dibayar dengan puluhan nyawa. Saat tubuh-tubuh yang tak bernyawa itu diangkat satu persatu dan ditaruh di atas mobil bak terbuka, hati ini seakan-akan gerimis "nyesek". Tragedi kemanusiaan apalagi yang hendak Engkau perlihatkan pada kami Ya Allah. Dalam hati bertanya, benarkan isi berita bahwa kemiskinan di negeri ini telah banyak berkurang? ataukah sekedar lips service semata dari para pemimpin negeri ini untuk menutupi kekurangamanahannya? Wallahu a'lam, sudah capek dan jengah dengan gaya-gaya politisi tersebut. Seandainya ongkos politik dapat diswitch untuk pemakmuran rakyat, akankah terjadi tragedi tersebut? tanyalah pada rumput yang bergoyang. Atau andaikan uang Negara yang dikorup oleh para koruptor dipakai untuk kepentingan ini, mungkin kejadian tersebut tidak akan terjadi. Sekali lagi andaikan, tapi berandai-andai dalam bahasa Arab “lau” adalah bisikan dari syaitan. Kita harus berusaha untuk menyelesaikan masalah ini dan tidak boleh berandai-andai.

Menteri Agama RI malamnya berkomentar, bahwa peristiwa tersebut tidak boleh terjadi lagi. Dalam penyaluran zakat dalam Islam sudah ada mekanismenya yaitu melalui badan amil zakat. Kejadian tersebut terjadi karena kekurangpercayaan masyarakat pada badan amil zakat. Padahal dengan badan amil zakat tersebut si penerima akan menerima bagian seperti yang si pemberi maksudkan, secara panjang lebar menteri menjelaskan. Di saat yang sama, ketua MUI Jawa Timur berkomentar bahwa niat yang baik tersebut jika membahayakan dan dapat menghilangkan nyawa orang lain hukumnya haram untuk dilaksanakan. Masih banyak lagi ulasan komentar dari berbagai pihak mengenai tragedi mengenaskan itu.

Dilema kehidupan satu persatu muncul dengan simponinya. Ada tawa, sedih, galau, gundah, riang, kecewa, emosi dan lain bentuknya. Sehari sebelumnya di Pamulang dan di Bojonegoro terjadi tawuran yang juga memakan korban jiwa. Di Pamulang, delapan remaja tewas tenggelam saat ingin melarikan diri dengan serangan puluhan orang yang tidak di kenal ketika mereka main petasan di tepi sebuah telaga. Di Bojonegoro, terjadi tawuran antar pemuda desa yang menelan korban seorang tewas dan puluhan lainnya luka berat. Ya Allah, nikmat yang mana lagi yang engkau dustakan? fabi ayyi aaalai Rabbikumaa tukadziban? Di bulan yang suci dan penuh barakah ini, bukankah Allah menjanjikan jutaan ampunan dan hidayah-Nya pada umat manusia yang bertakwa dan berpuasa. Allahummahdinaaa Ya Allah wa iyyaahum. Amien

Saturday, August 30

MARHABAN YA RAMADHAN

Ramadhan....bulan yang penuh berkah...

Bulan di mana Kitab Suci AlQur'an diturunkan...

Bulan dimenangkannya kebenaran untuk selalu menang....

Bulan di mana karunia ampunan digelontorkan...

Bulan di mana Yang Maha Kuasa memberi kasihnya tanpa batas...

Bulan yang di dalamnya ada malam seribu bulan....

Subhanallah, Walhamdulillah, Walaa ilaaha Illallahu, Allahu Akbar....

Pada awalnya rahmah, pertengahannya barakah, dan pada akhirannya ampunan...

Ya Allah berikanlah hambamu ini kekuatan dan petunjuk untuk segera memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekhilafan, dosa-dosa yang telah hamba lakukan selama ini.

Ya Allah, sesungguhnya hambamu ini telah melakukan banyak kedzaliman, baik terhadap orang lain dan diri sendiri. Dan sesungguhnya tiadalah yang memberi ampunan kecuali Engkau Ya Allah, Maka berilah ampunan pada hambamu ini kotor, dan limpahkanlah rahmat-Mu. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Memaafkan dan Maha Memberi rahmat.

Sabda Nabi : "Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak dapat sesuatu dari puasanya, kecuali hanya merasakan lapar dan dahaga". Naudzubillah.....

Hanya karena rahmat-Mu dan sayang-Mu pada hamba-Mu inilah, Kau pertemukan lagi dengan bulan yang suci ini. Berkahilah....Ya Allah....

Wednesday, August 6

Jakarta ooh Jakarta

Jakarta kota indah dan megah
Di sanalah aku dilahirkan
Rumahku di salah satu gang
Namanya gang Kelinci

Kenapa dinamakan kelinci
Mungkin nenekmoyangnya Kelinci
Karena manusia bertambah banyak
Kasihan kelinci terdesak.........

Memang suka berdesak-desakan. Di terminal, di angkot, di kereta, bahkan di wc umum, juga berdesakan. Lihat saja gambar rumah-rumah penduduk di Jakarta Timur. Saya ambil dari lantai tujuh sebuah pusat perbelanjaan. Nyaris tidak ada halaman ya.

Tahun 1990 menurut sensus penduduk, DKI Jakarta berpenduduk 8,259,266. Tahun 1997 sudah berubah menjadi 9.341.400. Sedangkan Jabodetabek saja populasinya mencapai 14,6 juta, diproyeksikan tahun 2000 berjumlah 25 juta. Woow....pantas padat banget. Kriminal ada di mana-mana. Jalanan macet. Kalau hujan sebentar banjir di mana-mana. Banyak gelandangan; pengamen, pengangguran, kriminal, pencopet, maling, dan perampok. Waspadalah...

Jakarta menjadi daerah migran dari pelosok negeri Indonesia. Coba cari saja macam-macam suku, pasti ada. Tentu yang paling dominan adalah urang Sunda dari Jawa Barat dan wong Jowo baik dari Jawa tengah maupun Jawa Timur. Tapi Sumatra, Minang, Bali dan etnik lainnya juga ada. Populasi Cina juga signifikan jumlahnya, ada yang peranakan dan cina totok. Apa bedanya sih?!

Pokoknya 1001 satu masalah ada di Jakarta. Konon, 90 % uang Indonesia beredar di Jakarta. Bahkan lebih ekstrim lagi ada yang mengatakan; Indonesia itu sebetulnya urusan antar Senayan, Thamrin dan Merdeka. Maksud loh....??!

Mampir Kubah Emas


Alhamdulillah bisa mampir lagi di Masjid megah nan mewah ini. Kurang lebih setahun sudah tidak mampir sejak jum'atan pertama kali di sini. Sebelah utara dibuat jalan untuk tamu yang langsung menuju Masjid. Sepanjang jalan tersebut banyak warung-warung jajan dan cenderamata. Kalau bawa motor, tersedia parkir motor.

Sore itu hawanya cukup cerah. Tidak ada hujan. Tidak juga terlalu panas. Kumandang adzan ashar sudah lewat. Kesempatan berjama'ah pun lewat. Dinginnya air membasuh menyirami wajah. Kepenatan akibat dari padatnya lalu lintas Cinere - Meruyung agak terobati dengan teduhnya suasana dalam Masjid. Usai salat sempat baca Yasin sebentar. Terasa damai hati ini. Rasa pusing pun hilang.

Taman-taman semakin asri. Menambah keindahan alam bertembok nan luas, konon sampai 60 hektar. Dulu, memang belum selengkap ini. Pot-pot di atas rerumputan tertata berjajar rapi. Setiap pagi dan sore bunga-bunga dan tanaman-tanaman otomatis mendapat jatah dari siraman air. Kurang lebih 5 menit air tersembur membasahi bumi. Kian menambah sejuk dan teduh di luar Masjid. Angin pun bertiup sepoi-sepoi.

Menurut salah satu penjaga, setiap hari buka untuk salat berjama'ah. Kecuali hari Kamis. Seharian ditutup guna pengecekan dan pembersihan secara menyeluruh. Setiap hari Selasa, Rabu, Sabtu dan Minggu, sebelum dzuhur ada tausiyah, semacam kuliah yang diisi oleh para ulama secara bergantian.

"Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih" at Taubah : 108

Kukusan, 6 Agustus 2008
Tengah malam

Men sana in Corporisano

Ba'da salam,

Saya mengajak teman-teman untuk memperhatikan 3 hal berikut. Tips berikut saya dapat dari milis tetangga. Mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semuannya.

1. Bahayanya Tirai plastik yang sering ada di Kamar Mandi

Tirai mandi plastik yang biasa dipakai sebagai tirai bath tub atau shower Anda ternyata berbahaya bagi kesehatan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tirai mandi dapat menyebabkan kematian.

Pusat kesehatan Virginia, Amerika Serikat menemukan bahwa tirai kamar mandi yang terbuat dari plastik mengandung racun yang dapat membahayakan paru-paru, sistem syaraf, hati dan ginjal.

Ternyata, aroma yang keluar dari tirai kamar mandi itu yang berbahaya, seperti kutip detikhot dari Health24, Selasa (17/6/2008). Tirai kamar mandi yang terbuat dari bahan plastik Polyvinyl chloride (PVC) akan mengeluarkan aroma ketika masih baru. Dan akan berbahaya jika seeorang menghirup aroma tersebut.

Lalu bagaimana mengatasinya? Dr Joel Forman dari Mount Sinai Medical School, memberi saran agar konsumen menggantung tirai mandi baru itu terlebih dahulu di udara terbuka hingga aromanya hilang, kemudian baru menggunakannya. (kee/yla).

2. Khasiat MadU

Pola makan yang kacau dan gemar menyantap makanan kaki lima pasti sudah pernah Anda rasakan. Efeknya, terkadang penyakit diare menyerang. Untuk mencegah diare datang, cukup minum madu saja!

Dr. Paulus H. S. Kwakman dari Akademi Medical Center, Amsterdam, Belanda yang dikutip detikhot dari Reuters, Kamis (12/5/2008) mengatakan bahwa madu memiliki manfaat yang tinggi bagi dunia medis.

Madu disebut-sebut dapat mengatasi berbagai infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau mikroba. Cairan dari lebah itu juga dapat dijadikan antibiotik yang ampuh melawan berbagai serangan penyakit.

Dr. Paulus dan tim menemukan bahwa madu dapat membunuh berbagai bakteri termasuk Staphylococcus Aureus, yaitu bakteri yang menyebabkan infeksi yang parah di kulit tubuh, tulang bahkan paru-paru. Bakteri ini tidak mempan dengan obat-obatan seperti antibiotik. Namun dengan madu, bakteri ini lumpuh hanya dalam waktu 24 jam.

Bakteri lain yang dapat diatasi dengan madu adalah E. coli, yaitu bakteri yang menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan, seperti diare atau muntaber. Dengan madu, bakteri ini pun dapat lumpuh hanya dalam waktu 24 jam.

Luka bakar dan berbagai penyakit kulit juga dapat diatasi dengan madu. Secara cepat, madu dapat memperbaiki jaringan kulit yang rusak.

3. Bahayanya merokok

Satu lagi risiko merokok ditemukan. Berdasarkan hasil penelitian, daya ingat seseorang bisa menurun drastis karena kebiasaan merokok.

Sebuah penelitian dilakukan oleh Institut National de la Sante et de laRecherche Medicale, Prancis selama tiga tahun. Hasil penelitian baru dipublikasikan Senin (9/6/2008) lalu.

Data penelitian diambil dari 10.308 orang perokok yang berumur antara 35-55 tahun. Beberapa hasil penelitian menjadi catatan penting bagi Anda yang mempunyai kebiasaan merokok.

Dikutip detikhot dari health24, Rabu (11/6/2008), ada empat catatan penting dari para peneliti. Yang pertama kebiasaan merokok dalam jangka waktu yang panjang dapat mengikis daya ingat seseorang, termasuk juga ingatan mengenai kata-kata (vocab) juga kemamuan berbicara.

Merokok di usia paruh baya akan mempercepat merosotnya daya tahan serta kemampuan tubuh. Selain itu merokok di usia paruh baya juga membuat tubuh rentan terserang berbagai penyakit.

Yang terakhir, kebiasaan merokok dapat menurunkan kemampuan kognitif (berfikir dan menganalisa) serta memperbesar risiko kematian.

Jadi, stop merokok sekarang juga!.

Kesimpulannya :

  1. Hati-hati dengan tirai plastik yang ada di Kamar mandi.
  2. Memang madu ternyata obat yang paling ampuh untuk penyembuhan penyakit manusia. Untuk itu sering-seringlah konsumsi madu.
  3. Tidak ada jalan untuk lebih sehat jasmani dan rohani, kecuali meninggalkan rokok secara total. Berpikir seribu kali jika mau merokok.

Demikian, mudah-mudahan bermanfaat


Kukusan, 6 Agustus 2008
Tengah Malam