Wednesday, January 3

Hari Raya Qurban dan Tahun Baru 2007


Jutaan orang berkumpul di padang Arafah. Ramai-ramai wukuf untuk memanjatkan doa dan mengharap ridho-Nya. Mereka datang dari seluruh penjuru dunia meninggalkan sanak famili demi satu tujuan, menghadap Ilahi Rabbi di Baitullah. Semua sama di hadapan-Nya, manusia yang tercipta dari tanah. Tidak ada beda antara orang Arab dan di luar Arab. Kecuali mereka dibedakan dengan kadar takwa mereka di hadapan-Nya.
Sepetik peristiwa ibadah haji di atas merupakan ritual wajib bagi Muslim yang mampu melaksanakannya. Mampu biaya, tenaga dan kesempatan. Jika sudah terpenuhi hal-hal tersebut, maka tidak ada alasan baginya untuk menundanya. Semoga Allah SWT memberiku kesempatan suatu saat nanti. Tidak hanya sekali tapi berulang kali. Amien ya Rabbal ‘Alamin.
Biasanya ketika wukuf itulah para Muslimin di seluruh dunia disunatkan untuk puasa yang disebut puasa‘arafah. Namun disebabkan oleh beberapa hal, mungkin juga salah informasi mengenai perbedaan waktu di Saudi dengan di Indonesia, saya tidak berpuasa Arafah tahun ini. Menyesal sekali dalam hati. Tapi hari-hari itu memang sibuk sekali. Setelah jadi panitia launching buku-buku filantropi oleh Center for Study Religion and Culture. Aku kemudian fokus ke finalisasi majalah pakar yang belum kelar-kelar untuk naik cetak. Sehingga waktuku juga tidak seenjoy orang yang mau merayakan lebaran yang umumnya sudah pada libur tapi kita masih saja ada kerjaan.
Suatu kesyukuran yang saya rasakan adalah saya dapat berkurban tahun ini. Kurban seekor kambing. 3-4 hari sebelum lebaran ied aku merenung dan berdoa, “Ya Allah berilah aku kesempatan dan kemampuan untuk berkurban di hari raya ‘ied ini”. Padahal waktu itu tak sepeserpun uang ada di kantongku. Namun ada perasaan optimis dalam hatiku untuk bisa berkurban. Tak disangka min 2 hari sebelum ‘ied aku dapat honor dari kepanitian kemarin sebesar 750 ribu. Alhamdulillah aku bisa berkurban. Ku telpon rumah untuk mencarikan aku kambing seharga 650 ribu. Yang aku tidak ketahui kalau hari itu hari Jum’at. Semua bank sudah tutup termasuk bank BCA yang aku mau pake transfer. Bagaimana caranya ya? Mau minta tolong ust. Husnan tidak enak pinjem atm-nya. Ada saja jalannya Alhamdulillah, dibantu mbak enen transfer ke rekening kakakku, Mbak lis. Hari itu juga dicariin kambingnya dan dapat. Seneng rasanya aku dapat berkurban.
Berkurban, suatu pelajaran mahal yang dicontohkan oleh Khalillullah, Nabi Ibrahim AS. Contoh seorang hamba yang mengurbankan apa yang ia paling cintai karena Allah SWT. Ratusan tahun tidak dikaruniai anak. Saatnya Allah mengkarunianya seorang anak, tiba-tiba datang perintah untuk menyembelihnya. “inniy araa fil manaami, inny adzbahuk, fandzur madza taraa?” suatu pertanyaan dari seorang bapak pada anaknya mengenai mimpinya tentang perintah dari Yang Maha Kuasa untuk menyembelihnya. Dengan kesalehan dan keikhlasan pula sang anak menjawab “ya abatif’al maa tu’mar satajiduny insyaAllah minasshabirin” suatu keikhlasan yang tiada tara dimana seluruh dunia dan isinya bahkan dirinya pun lebur terhadap perintah dan permintaan Allah, Sang Pencipta-Nya. Di situlah sebenarnya inti dari ibadah kurban yang setiap tahun kita laksanakan. Teringat ketika di pondok pernah pertama kali dipaksa menyembelih kambing. Rasa ketakutanku hilang dan berhasil menyembelih sekitar 15 kambing dari 700 kambing yang disembelih bergantian. Luar biasa.
Pagi itu hujan gerimis turun mengiringi salat ‘ied. Aku salat ‘ied di Masjid Imam Bonjol komplek Angkatan Laut Pondok Labu, tepatnya di samping Diklat Dephan. Jama’ah membanjiri Masjid sampai pelataran penuh. Rencananya salat yang akan dilaksanakan di lapangan terpaksa dibatalkan karena cuaca hujan. Namun tidak mengurangi kekhusyukan kita menjalani salat ‘ied. Setiap takbir dikumandangkan teringat aku sedang merayakan lebaran dengan keluarga di rumah. Jadi ingin rasanya pulang.
GPK (Gerakan Pemuda Ka’bah), salah satu organisasi kepemudaan yang saya ikuti menyelenggarakan penyembelihan kurban. Kali ini ada 2 sapi dan 9 kambing. Kedua sapi adalah sumbangan dari mantan ketua Syahrial Agamas dan Walikota Pontianak bapak Buchari Abdurrahman dan keluarga. Rencana dagingnya akan dibagikan pada orang-orang miskin yang tinggal di bantaran sungai dan di kolong jembatan. Selain ada sembelih menyembelih. Momen ini juga digunakan oleh GPK konferensi pers mengenai peran GPK menjelang Muktamar PPP dan menanggapi beberapa isu kontemporer yang ada. Ketua Umum Syafruddin langsung diwawancarai oleh Indosiar, SCTV, RCTI, harian Republika, Berita Kota, Pos Kota dan Warta Kota. Aku sempat datang juga untuk potret-potret dan ambil daging lah ya. Aku dapat dua kepala kambing dan 2 kaki kambing untuk disop. Muantap.
Malam harinya meski begitu sepi. Rencananya aku ingin hadir pada zikir nasional di TMII. Karena malam itu adalah malam tahun baru. Tengah malam sudah ganti tahun, tahun 2007. Namun rasa lelah dan letih menyelimuti diriku setelah sesore sampai malam ngurusi daging dan kepala yang mau disop. Untuk menghilangkan kejenuhan aku pergi ke mall untuk refresh sebentar. Malamnya setelah pulang kawan-kawan yang rencananya mau nyate pun belum datang. Karena kecapean akhirnya akupun tertidur. Wah lewat deh malam tahun baru yang indah.
Nothing special with this new year, except we become older and may be more wiser. Tahun baru ini cukup membuat saya ciut. Mengingat masih jauh perjalanan hidup ini dan belum sama sekali prestasipun tertoreh. Diri ini masih banyak kekurangan. Masih banyak harus belajar. Refleksi, introspeksi, kontemplasi, imajinasi, seluruhnya perlu dilakukan demi mewujudkan suatu cita-cita. Namun hati ini rasanya belum dapat dorongan dan motivasi untuk lebih mengoptimalkan sarana itu. Masih terbelenggu. Terbelenggu oleh sesuatu yang aku pun tak tahu. Astaghfirullah.
Rencananya aku pulang liburan aku urungkan sementara. Aku batalkan karena cuaca di jalan lagi tidak bersahabat. Selain itu juga mendengar kabar tentang hilangnya pesawat ADAM AIR dan tenggelamnya kapal Senopati yang merenggut banyak korban dan berbagai musibah lainnya. Apakah ini pertanda alam murka. Nyatalah kerusakan di bumi dan laut akibat ulah manusia. Maha suci Allah dengan segala firman-Nya.
Keinginanku untuk ngekos timbul lagi. Aku ingin mandiri, tenang, dan bebas. Bisa membaca sesukaku, bisa mengerjakan apa saja, tanpa gangguan ini itu. Tapi itukah yang aku cari. Bagaimana kalau boring nanti, karena kegiatannya itu-itu saja. Wallahu a’lam. Ust. Husnan juga tetap menyarankan untuk tinggal di rumahnya. Buat apa buang-buang duit untuk bayar kontrakan lebih baik buat beli buku, kilahnya. Yah aku pikirkan sekali lagi deh.
Begitulah dua peristiwa di penghujung tahun 2006 dan di awal 2007 ini. Semoga Allah memberiku kekuatan lahir batin untuk menghadapi dan mengarungi kehidupan ini. isy kariman au mut syahidan, hidup mulia atau mati syahid. Slogan orang gerakan ikhwanul muslimin terus menggelayuti setiap hirup nafasku. Ditambah dengan kata-kata, khoirunnasi anfa’uhum linnasi. Allahu Akbar!!!

No comments: