Sunday, March 4

Ana Maridl Kawan



Memang sakit sebuah anugrah yang mesti kita syukuri. Allah memberi kita sakit dengan hikmah di baliknya. Hanya orang tertentu saja yang mengetahuinya.

Ternyata dalam tubuh kita perlu keseimbangan. Antara nutrisi, tenaga dan pikiran, olah jiwa dan spirit, serta istirahat. Jangan sampai satu sama lain berlebihan. Semuanya kudu dipenuhi secara proporsional. Ibarat mobil yang terdiri dari beberapa komponen, jika salah satu ngadat maka mobil juga tidak bisa jalan. Begitu pula manusia, namun kesamaan itu hanya sebatas fungsi fisik dan organ tubuh saja tidak dalam hal produktivitas. Sebab manusia bukanlah mesin yang bersifat mekanis. Ia merupakan makhluk yang dengan akalnya dapat berkreatifitas dan berkarya.

Sudah lama tidak saya tidak menulis lagi. Setelah hangar bingarnya muktamar. Kegiatan lain sudah banyak yang nunggu. Namun kuliah menjadi prioritas utama. Semester kali ini memang berat. Disamping jumlah materi yang lebih banyak, dari segi bobot materi juga lebih berat. Mau tidak mau harus banyak referensi yang dibaca. Padahal saya merasa tidak istiqomah dalam hal ini (baca membaca). Meskipun begitu aku paksain juga.

Entah sudah berapa ratus ribu aku habiskan untuk beli dan fotokopi buku referensi. Bahkan setiap hari ada saja buku yang harus ku beli atau fotokopi. Tapi itulah konsekwensi menjadi mahasiswa paska sarjana. Almost every reference are written by English. Oh my God. Allahumma –r-zuqnaa ‘ilman wa –r- zuqnaa fahman.

Dua minggu yang lalu seluruh redaksi majalah Pakar mengadakan rapat di Puncak. Meski fisik masih belum fit benar setelah berhari-hari di Ancol untuk muktamar PPP, tapi harus ikut juga. Dari tiga hari yang direncanakan, masa efektif untuk rapat hanya 4 – 5 jam saja. Sisanya kita pakai untuk istirahat dan main gaplek. Cukup seru juga. Intinya kita mau refreshing di situ. Namun ada beberapa keputusan penting juga mengenai majalah Pakar. Seperti penggantian nama majalah, pembentukan badan usaha, dan pencarian investor baru. Semoga saja terealisasi apa yang telah menjadi kesepakatan bersama waktu itu.

Kamis 15 Februari 2007, sore itu hujan tidak berhenti-henti turun. Meski sejak siang sudah turun hujan. Saya bersama teman-teman tengah mengadakan penelitian di Shopping Center, Margo City dan Depok Town Square. Aku baru ingat sore itu sebelum pulang kalau belum makan siang. Namun pikirku tanggung entar saja di rumah. Sambil nekat naik montor dalam keadaan hujan gerimis. Angin sangat sore itu sangat menusuk sekali. Malam harinya baru ambruk, badan menggigil. Subhanallah. Demam dan panas.

Panas badan tidak turun-turun. Akhirnya aku ambil inisiatif untuk cek darah, meski dalam hati wah akan keluar duit banyak nih. Mana sudah aku alokasikan untuk beli buku lagi. Alhamdulillah hasilnya negatif, artinya tidak gejala demam berdarah. Aku dikasih resep yang aku kira nebus resepnya yah nggak mahal-mahal amat. Ternyata hampir 200 ribu untuk nebus obat. Tapi baru diminum sekali, aku sudah bisa jemput KH. Hasan Abdullah Sahal dan Ibu, waktu itu hari Minggu rencana mau datang ke rumah ada pesta kecil-kecilan, ulang tahunnya bu Diana Husnan. Rupanya di rumah sudah ada rombongan dari pondok, Ust. Hidayatullah, Bu Nihayah, Pak Amal dan Ibu, serta Ust. Dimas (Dihyatun Masqon). Wah seru, mana Ust. Hasan main gitar ngeband sama ust. Husnan serta diiringi violis Asep Afandi. Hujan deras tidak mengurangi guyonan yang terus mengalir dari bos eksentrik dari Gontor itu.

Esok harinya badan ini masih aja panas. Aku pikir, oh ya kemarin kan baru minum resep obat. Meski kelihatan sudah agak membaik. Namun waktu itu (hari Minggu) seharusnya aku harus juga istirahat. Tapi ya mau kedatangan tamu dari Gontor, gimana lagi dong. Akhirnya aku putuskan untuk berobat ke mbak Sekar, tempat orang-orang Gontor termasuk Pak Amal dan Pak Woh juga berobat. Sebetulnya aku sudah lama tahu tempat tersebut dibanding asatidz dari Gontor. Tapi kali ini aku terbetik untuk serius berobat. Ternyata setelah diperiksa aku dikasih tahu penyakitku. Wah lumayan juga sakitnya dan harus cepat ditangani. Biar fit kembali badan. Penyakit itu (tidak bisa saya sebutkan di sini) akibat pola hidup saya yang tidak teratur, khususnya dalam kegiatan dan kesibukan yang aku jalani siang malam. Harus ada jadwal kapan harus kerja dan kapan harus istirahat. Jangan terlalu diforsir dan memberatkan pikiran. Bikin enjoy aja lagi.

Itulah diantara hikmah saya sakit. Alaitu ala nafsi li atruka kullu madza yafsudu wa yuhliku nafsy. Nutrisi dan gizi juga harus diperhatikan. Kegiatan yang anda jalani tidak diimbangi oleh nutrisi yang cukup, begitulah salah satu nasehat mbak sekar. Lain halnya kalau bu Nihayah ketika ketemu di tempat berobat itu, “wah ust. Andi ini sakitnya obatnya cuma satu yaitu nikah, gimana undangannya ust? Heee hee ada aja ibu ini, la wong belum jelas udah nanyain undangan. Doakan dong bu.

Kemarin hari minggu kita menghadiri undangan ulang tahun bu Hertini Adiwoso yang ke 80 tahun. Luar biasa nenek ini. Kita kenalan di bangku kuliah. Eh ternyata teman kuliah nenek-nenek. Tapi semangatnya masih empat lima. Bayangkan di usianya yang sebegitu tua, beliau masih semangat nyangklong tas ikut kuliah sama-sama kita. Luar bisa, she is really tough. Ia adalah istri mantan dubes yang sekarang telah meninggal yaitu bapak Adiwoso. Dikarunia putra-putri 5 dan cucu ada 11 orang. Ia kelihatan masih segar ketika acara, dan yang luar biasa adalah memory yang dulu masih teringat. Bercanda dengan teman-temannya (yang ketika itu juga hadir) bahkan masa-masa pacarannya dulu juga diceritakan.

Pulangnya saya mampir di Islamic Book Fair yang ke6 di Istora Senayan Jakarta. Berbagai penerbit nasional hadir disitu, khususnya yang menerbitkan buku-buku Islam. Nampak juga dua bos besar toko buku, Gunung Agung dan Gramedia juga hadir. Acara berlangsung dari tanggal 4 – 11 Maret, diisi dengan berbagai macam acara menarik, dari bedah buku sampai talkshow mengenai masalah-masalah kontemporer. Aku beli buku tentang Islamic business ethic dan Metode Penelitian. Sebenarnya aku ingin dapat buku tentang sosial politik tapi buku-buku tersebut terbatas, sebab mayoritas yang dibawa adalah buku-buku islami.

No comments: